Ganjar mengatakan, dari pantauannya setelah berdialog dengan pengampu desa dan dinas terkait, semua merespons penanganan dengan baik. Ia juga memuji kepala desa setempat yang menyampaikan jika sebagian dana desa digunakan untuk menangani stunting.
Mantan anggota DPR RI itu menambahkan, penanganan stunting akan lebih maksimal jika dilakukan sejak bayi dalam kandungan. Pendampingan dilakukan sejak ibu hamil.
“Maka sejak mereka hamil, diwajibkan agar ada yang memantau. Dengan gotong-royong, Insyaallah tidak berat. Jadi ini cara kita lebih masif lagi untuk menyelesaikan persoalan stunting, dan Wonosobo punya pengalaman yang bagus meskipun PR-nya masih besar,” paparnya.
Sebagai informasi, prevalensi stunting Wonosobo berdasarkan data E-PPGBM 2022 menunjukkan sebesar 19,22 persen. Berbagai program dan inovasi ditelurkan Pemkab Wonosobo antara lain Gerakan Bersama Turunkan Un Met Need (Geber Turune), hingga Tunda Sampai Cukup Atasi Stunting (Tungkup Ceting).
Arf/ed. MN