LimaSisiNews, Sleman (DIY) –
Studi komparasi ke Pemerintah Kabupaten Belitung yang dilakukan oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dengan membawa 54 orang diantaranya terdiri dari 21 kepala dinas, panewu hingga staf di lingkungan Pemkab Sleman menui masalah dan tanda tanya.
Apa harus semua diikutsertakan dalam kunjungan tersebut, apa lagi sampai Panewu pun diikutsertakan. Sedangkan fungsi Panewu ini adalah sebagai pelayan masyarakat yang setiap harinya harus melayani masyarakat. Apa lagi dalam kunjungan tersebut sampai lebih dari sehari (dari tanggal 5 – 8 Desember 2023).
Posko Pengadauan Rakyat (POS-PERA) melalui Dani Eko Wiyono menilai bahwa Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan 54 orang yang terdiri dari Ketua Umum Dekranasda Kabupaten Sleman, Sri Purnomo dan sejumlah kepala dinas, kepala bagian, sampai panewu dan staf ikut dalam daftar rombongan tersebut tidak patut pasalnya tidak ada kejelasan peruntukkan dan kepentingannya.
“Saya pertanyakan apa fungsi dan kepentingannya secara jelas sehingga Kepala-kepala Dinas terutama yang berurusan dengan hal teknis. Dan lucunya melibatkan mantan Bupati Sleman Sri Purnomo yang ikut dalam rombongan meskipun statusnya sebagai Ketua Dekranasda Kabupaten Sleman, ini aneh,” katanya, Rabu (06/12/2023).
Dani Eko Wiyono menduga rombongan dalam acara tersebut hanya cari-cari alasan untuk liburan semata yang dikemas dengan agenda studi banding. Apalagi jumlahnya terbilang cukup besar, yakni 54 orang.
“Lucu dan aneh. Seharusnya Bupati Sleman menghemat anggaran. Giat itu adalah pemborosan anggaran jelang tutup buku anggaran tahun 2023,” ungkapnya.