“Jadi kalau hari ini ditanyakan sosialisasi, sebenarnya program pembangunan itu sudah lazim layaknya diawali dengan penyusunan master plan yang melibatkan tokoh-tokoh, OPD,” katanya.
“Semua apa yang kita lakukan bertujuan untuk penguat identitas, memperindah dan yang paling penting untuk menggeliatkan ekonomi masyarakat. Kami tidak bisa memaksakan diri untuk kepentingan masyarakat dan pemerintah juga, sehingga itu kami koreksi Karen belum bisa diterima masyarakat maka kami kembalikan kepada yang Kagungan dana keistimewaan, barangkali ada yang lain yang membutuhkan,” lanjutnya.
Joko Mursito mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang telah mengkritik sebelum pelaksanaan dan itu sisi baiknya sudah diberi masukan.
“Intinya kita sudah susah payah memberikan argumentasi untuk presentasi terkait program-program Kulonprogo dan mengajukan permohonan, ngemis danais, Karena APBD kita itu sangat kecil. Kalau menggantungkan APBD jelas tidak mungkin,” ujarnya.
Menurutnya, ini ada anggaran dan sudah di-ACC, tapi tidak didukung oleh masyarakat nya. Nanti dikira pemerintah itu mau jalan sendiri, Saat ini jalan terbaik, Dinas Pariwisata Kulonprogo mengembalikan Danais tersebut.
“Ya, kita kembalikan saja, mungkin barangkali ada kebutuhan yang lebih mendesak daripada kita mengemas Alwa. Tapi kan tidak mungkin semudah itu kalau dialihkan untuk memperbaiki infrastruktur jalan. Saya ya malah berterima kasih masyarakat memberikan kritik saran masukan, malah cemoohan juga. Untungnya belum jadi dibangun, nanti kalau sudah dibangun malah dibully habis-habisan malah kena semua, kasihan semuanya, Gurbernur, Bupati, Dewan, Paniradya juga kasihan,” tandasnya.
“Apa lagi kita yang di garda depan yang hanya ingin bangun Kulonprogo tanpa tendensi apa-apa. Kalau pembangunan itu berjalan kan otomatis banyak pemborong kita juga kena dampak ekonomi. Perlu saya garis bawahi bahwa tujuan pembangunan ini adalah untuk kesejahteraan masyarakat, peningkatan ekonomi dan pengentasan kemiskinan,” tandasnya.
Ar/Ed. MN