“Dari simbol ini kita bisa melihat bahwa Kulon Progo harus berlari kencang mengejar ketertinggalan, sehingga bisa berpacu dan berkompetisi positif dengan daerah lain dalam pembangunan terutama di sektor pariwisata,” papar Joko.
Selain landmark pertigaan Milir yang dibangun menggunakan dana keistimewaan sebesar 2 miliar tersebut, ada 4 landmark lainnya yang akan dibangun yaitu landmark depan YIA yakni Sugriwo Subali. Kemudian landmark Tugu PKK Simpang Tiga Serut – Pengasih yaitu Nglarak Blarak, landmark perlintasan kereta api Wates berupa Pasar Digital Milenial dan Taman Geoheritage serta Landmark Alun-alun Wates berupa Tari Angguk.
Saat ini Kulon Progo memang sedang membangun ikon-ikon yang bersumber dari kearifan lokal.
“Kami berharap setiap tahun bisa mewujudkan satu Landmark sehingga katakanlah 5 tahun ini kita sudah menyelesaikan 5 titik yang sudah kita rencanakan. Beliau (Sri Sultan) memberi arahan bagaimana ini bisa lebih bermanfaat terutama karena ini era digitalisasi jadi harus menyesuaikan,” Jelas Joko Mursito.
Ia berharap landmark ini bisa menjadi daya tarik dan penguatan ikon untuk menambah aksen potensi jumlah kunjungan wisatawan.
“Saya yakin bahwa apa yang kita lakukan mulai dari landmark Milir ini akan membawa dampak yang baik terutama menambah dan mempercantik Kulon Progo,” pungkasnya.
Arifin/ed. MN