Karena itu, Ibra berharap, Pemerintah segera ikut campur tangan untuk mengimpor beras guna menstabilkan harga beras di pasaran.
“Karena kasihan masyarakat juga. Memang petani senang, karena harga gabahnya semakin tinggi. Dan program Pemerintah untuk menaikkan taraf hidup petani luar biasa berhasil. Tetapi masyarakat umum bagaimana? Kita kan juga konsumennya. Maka, impor beras ini untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar,” harapnya.
Pengusaha beras ini pun mengajak semua pihak untuk bersinergi guna menstabilkan harga beras.
“Ayolah kita bersinergi. Dalam hal ini petani, pelaku usaha, dan masyarakat yang mengkonsumsi beras. Yang penting, harga beras terjangkau. Jangan terlalu mahal. Maka Pemerintah perlu turun tangan,” lanjutnya.
Ia menambahkan, setelah terjadinya kenaikan harga gabah itu, maka kapasitas produksi berasnya juga dikurangi. Bahkan mulai awal Agustus lalu, kapasitas produksi berasnya hanya 55 persen.
“Ya, kapasitas produksi beras kita jelas berkurang. Karena kenyataannya harga gabah di lapangan mulai naik terus. Kita juga pengin berusaha secara sehat. Masa setiap hari harga gabah naik Rp100,- per hari, bahkan Rp200,-. Bagi saya, margin beras itu, ya, sekitar Rp500,-. Tetapi kalau harga gabahnya terus naik, ya, kita jadi bingung. Tetapi masih bisa kita serap. Malah justru kita membantu bareng-bareng, supaya harga beras di masyarakat terjangkau,” ungkapnya.
Menurut warga Dukuh Soran, Desa Duwet, Kecamatan Ngawen itu, kondisi penggilingan beras di masyarakat sekarang ini beragam. Ada yang mandek karena harga gabah terus naik. Tetapi ada juga yang masih berjalan selama mereka sudah mempunyai serapan yang pasti.
“Itu harganya mengikuti kenaikan harga gabah yang tidak stabil ini. Karena itu saya menyarankan kepada para pelaku usaha pengilang padi, kalau jualan gabah nggak gatuk, ya, kita jualan PK (Pecah Kulit). Dan saya hitung, masih ada margin, masih bisa jalan. Dan saya sudah sosialisasikan itu ke beberapa teman usaha penggilingan padi,” tandasnya.
Ibra berharap, Pemerintah segera membuka keran impor beras supaya harga beras stabil.
“Impor beras ini perlu dilakukan agar harga beras tidak silih berganti setiap hari. Setiap hari berubah. Artinya, ini juga akan membingungkan masyarakat. Meskipun upaya Pemerintah dalam hal menyejahterakan petani berhasil, tetapi harga beras jangan melambung tinggi,” pungkasnya.
Arifin/ed. MN