LimaSisiNews, Yogyakarta (DIY) –
Kampanye politik di negara demokrasi seperti Amerika Serikat (AS) sangat mahal. Di sana, kandidat yang mencalonkan diri untuk menjadi anggota Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam pemilihan paruh waktu pada 2 November 2018 telah menghabiskan hampir US$1,5 miliar (Rp357 triliun) menurut data terbaru dari Komisi Pemilihan Federal AS.
Sedangkan di Indonesia, berdasarkan hasil penelitian dari Sofyan Herbowo, Direktur Prajna Research Indonesia, biaya kampanye yang harus disiapkan oleh calon anggota DPR minimal Rp1-2 miliar.
Tak jarang, beberapa orang nekat tetap mencalonkan diri sebagai caleg (calon anggota legislatif), seperti yang dilakukan oleh Dani Eko Wiyono, caleg DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagai aktivis buruh, Dani bukanlah orang yang berduit namun saat ingin dicalonkan. Ia blak-blakkan bahwa ia tak punya uang untuk maju. Bukannya mencari pendonor dari “ikan besar” tapi dia memilih membuka donasi.
Kepada LimaSisiNews, Dani mengaku hanyalah rakyat jelata yang bertugas mengikuti jalan yang dibukakan oleh Allah SWT melalui jalur caleg DPR RI ini.
“Perjuangan demi perjuangan untuk memperjuangkan hak rakyat sedikit banyak telah saya lakukan. Oleh karenanya, dengan dukungan dari rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saya mengajukan diri sebagai caleg DPR RI Dapil DIY,” papar Dani, Senin (29/05/2023).
Pria yang memiliki karakter “nyentrik” ini menyebut dalam dalam perjuangannya tersebut sangat sulit untuk berjalan sendiri.
“Saya sangat berniat menjadi wakil rakyat di DPR RI 2024, namun alangkah baiknya perjuangan ini disengkuyung bersama rakyat. Saya melakukan bagi gambar donasi karena saat ini sudah bukan zamannya caleg membitingi alias bagi-bagi uang atau gratifikasi apa pun ke rakyat menjelang Pemilu,” jelasnya.