“Kejadian ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat sehingga banyak spekulasi liar yang bermunculan. Dimulai dari kejanggalan kasus, berubah-ubahnya keterangan dan ketidaksesuaian dengan fakta di lapangan, serta lamanya penanganan kasus justru menunjukkan semakin jauh dari semangat presisi, dan semakin menghilangkan kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum tersebut.” Lanjut Cipayung Plus Sumatera Utara.
Cipayung plus Sumatera Utara juga berpandangan bahwa narasi dugaan pelecehan seksual terhadap istri dari Kadiv Propam Ny. Putri Ferdy Sambo jika benar terjadi malah justru menunjukkan bahwa Kapolri dengan visi Presisinya tidak mampu mengisi nilai-nilai moral pada anggotanya.
Kemudian dari pada itu, Cipayung Plus Sumatera Utara menuntut agar dilakukan Tes Urin kepada seluruh oknum polisi yang terlibat dengan peristiwa ini dan untuk dibuka hasilnya kepada publik.
“Kami memandang bahwa sedikit saja terjadi perbedaan kronologis awal yang disampaikan dan dibandingkan dengan temuan-temuan di lapangan justru membuat adanya asumsi bahwa peristiwa ini adalah sebuah skenario besar. Juga rasanya perlu diadakan tes urin terhadap anggota Polri yang terlibat dilokasi penembakan.” tambah mereka.
Terakhir Cipayung Plus Sumatera Utara menegaskan dan meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi kinerja Kapolri dan meminta kepada Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo untuk mundur dari jabatannya.
“Untuk itu, Cipayung Plus Sumatera Utara meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi serta memberhentikan Kapolri untuk menjaga wibawa institusi Polri dan kami juga meminta Kapolri untuk mundur dari jabatannya karena dinilai tidak mampu memimpin dan merubah lembaga Kepolisian menjadi lebih baik seperti yang di dambakan masyarakat, jauh dari visi Presisi. Dan rasanya tuntutan ini tidak berlebihan karena ini merupakan klimaks atas berbagai peristiwa negatif yang melibatkan oknum polri di berbagai wilayah Indonesia” Tutup Para Ketua Umum Organisasi Mahasiswa tersebut.
(AH)