Sehingg, Hadi menambahkan, baik sekolah mau pun travel agent harus mempola atau memikirkan bagaimana agar siswa tetap berangkat. Istilahnya, ada subsidi silang antara sekolah dan biro perjalanan yang memberangkatkan outing class sekolah tersebut.
“Kalau untuk tingkat SMA/SMK, karena itu pengelolaannya ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, itu dikembalikan lagi pada kebijakan Propinsi terkait dengan penyelenggaraan outing class yang saat ini berlaku,” ujarnya.
Terpisah, Jawir, pemilik usaha jasa wisata MJAK Jeep Wisata Lava Tour Merapi kepada LimaSisiNews mengatakan bahwa wisata lava tour di lereng Merapi itu tidak hanya sekedar wisata hura-hura akan tetapi juga merupakan wisata edukasi.
“Wisata di Merapi ini bukan sekedar wisata hura-hura, naik Jeep tapi ada edukasinya. Edukasi di Merapi tentang mitigasi bencana, khususnya bencana gunung berapi. Itu ada di lava tour Merapi. Dan sejarah tentang erupsi Gunung Merapi. Jadi wisatawan yang berkunjung atau study tour ke Merapi khususnya, dia akan belajar tentang mitigasi bencana, penanganan bencana sekaligus melihat dampak dari bencana tersebut. Sehingga ke depan semua masyarakat lebih aware dan lebih hati-hati,” papar Jawir.
Ar/Ed. MN