Target pemenuhan USG di 10.000 Puskesmas diharapkan dapat tercapai tahun 2024. Saat ini, sudah ada 5.000 Puskesmas yang sudah mempunyai alat USG, tinggal 5.000 Puskesmas lagi yang akan dialokasikan USG.
“Mudah-mudahan, target 2024 selesai. Bapak Presiden tanya, target bisa dipercepat enggak? Ya, diupayakan tahun 2023 selesai, (sekarang) sudah 5.000 Puskesmas — yang punya USG,” ucap Budi Gunadi.
“(Dulu) saya masuk (sebagai Menteri Kesehatan tahun 2020), sekitar 1.800 Puskesmas punya USG,” kata Menkes itu.
Kemenkes tengah dalam proses menyediakan USG di seluruh Provinsi di Indonesia. Upaya ini untuk mendukung pemeriksaan ibu hamil atau Antenatal Care (ANC) dilakukan minimal sebanyak 6 kali selama 9 bulan.
Sebelumnya, pemeriksaan USG hanya dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik. Saat ini, ibu hamil sudah dapat melakukan pemeriksaan di Puskesmas.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa dalam 6 kali pemeriksaan ibu hamil tersebut, dua kali di antaranya harus diperiksa oleh dokter dan di USG.
“Nantinya akan terlihat dan terdeteksi lebih cepat pada saat hamil apabila ada kelainan dan risiko komplikasi persalinan yang mungkin terjadi,” ujarnya melalui pernyataan resmi pada 15 Januari 2023.
Kemenkes secara bertahap akan memenuhi kebutuhan USG di semua Puskesmas di Indonesia. Hingga nantinya, akan terpenuhi kebutuhan 10.321 USG di 10.321 jumlah Puskesmas pada tahun 2024.
Sampai akhir tahun 2022, sebanyak 66,7 persen Puskesmas atau sebanyak 6.886 puskesmas telah tersedia USG dan pelatihan dokter terpenuhi di 42 persen Puskesmas atau sebanyak 4.392 Puskesmas.
Pemenuhan USG untuk tahun 2023 ditargetkan 1.943 Puskesmas dan tahun 2024 sebanyak 1.492 Puskesmas. Demikian juga dengan pelatihan dokter yang akan dilanjutkan pada tahun ini.
Pemeriksaan USG ini perlu didukung dengan penguatan kolaborasi layanan ANC antara bidan, dokter umum dan dokter spesialis kebidanan serta jejaring (PONEK) di rumah sakit serta Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas.
Liputan6.com/ed. MN