Lebih lanjut, beberapa klub mengkhawatirkan jika aturan ini diterapkan tanpa ada penyesuaian yang adil, cabor sepakbola putri Porda 2025 bisa terancam gagal digelar.
“Banyak klub yang merasa keberatan dengan perubahan ini. Jika tidak ada solusi yang memadai, bukan tidak mungkin Porda 2025 akan terancam gagal. Kami berharap Asprov lebih terbuka dalam berdiskusi dan mempertimbangkan semua masukan,” tambah Ipong Suhardiyanto.
Merasakan suhu jalannya rapat yang memanas, Pimpinan Rapat, Sukoco menyatakan akan mengevaluasi kembali masukan dari peserta rapat dan berkomitmen untuk mencari solusi terbaik.
“Kami memahami kekhawatiran dari klub-klub dan pelatih. Asprov akan mempertimbangkan semua masukan yang ada dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak demi kesuksesan Porda 2025,” ujar Sukro.
Sejumlah peserta berharap rapat selanjutnya dilakukan secara intern oleh pihak Asprov dalam waktu secepatnya untuk membahas lebih jauh perubahan teknikal handbook ini. Selain itu Asprov PSSI DIY juga diharapkan dapat lebih aspiratif dan terbuka dalam mendengarkan serta mengakomodasi aspirasi dari semua pihak yang terlibat.
Arifin)Ed. MN