“PPN naik, maka dampaknya antara lain Bahan bakar minyak (BBM) akan naik, pajak naik, harga sembako semakin tinggi, daya beli masyarakat akan semakin rendah. Kemudian perusahaan-perusahaan akan mengalami defisit yang akibatnya terjadi PHK massal,” ujarnya.
Ia menilai Pemerintah saat ini tidak lagi memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah hanya diam ketika terjadi banyak pengangguran, kurangnya gizi masyarakat, rendahnya pendidikan masyarakat.
“Pemerintah hanya diam, kepentingan masyarakat diabaikan. Dengan adanya kenaikan PPN sebesar 12 persen ini juga akan membawa perekonomian masyarakat semakin lemah. Kejahatan akan semakin meningkat. Saat ini kita lihat di mana lemahnya hukum di Indonesia, kepercayaan masyarakat pun menurun. Masyarakat dibuat semakin bodoh dengan biaya pendidikan yang semakin tinggi, maka solusinya adalah Revolusi,” paparnya.
“Saatnya rakyat bergerak, untuk itu kami akan menggelar aksi menolak tegas kenaikan PPN 12 persen karena dampaknya akan semakin menambah penderitaan rakyat,” pungkas Dani.
Informasi yang didapat adalah bahwa pemerintah hanya akan menaikkan PPN untuk barang-barang mewah namun barang mewah yang dimaksud menurut Dani masih belum detail sehingga berpotensi pemeriksaan akan membohongi rakyat lagi.
Ar/Ed. MN