“Sedang sistem mekanisme yang kami kerjakan tidak bermasalah di lapangan, seperti saat melintas, mereka membayar dan ada juga yang membayar dengan sistem mitra industri,” ujar Hendra
Sementara di lokasi antrian panjang, Gultom (52), salah seorang supir truk menjelaskan bahwa dia sudah sekitar tujuh tahun melintas di kawasan tersebut tapi tidak pernah mengalami antrian panjang seperti itu. Ia mengaku bahwa dalam dua hari sangat merasa dirugikan sebagai dampak dari kemacetan sehingga penghasilan yang diperoleh dari tripnya jadi berkurang. Lebih jauh ia berharap agar pengelola parkir kembali seperti semula agar lebih profesional.
Terpisah, pejabat Hubungan Masyarakat (Humas) PT. KIM tahap 2, Nico, ketika dikonfirmasi awak media melalui saluran pribadi di aplikasi WhatsApp (WA), ia menolak. Saat dihubungi, saat panggilan awak media terlihat berdering pertanda panggilan masuk di Handphone yang dituju, ia tidak menjawab. Kondisi ini tentu wajar menimbulkan dugaan atau kesan bahwa sepertinya ada yang sedang disembunyikan.
Iwan Lubis & Junianto./Ed. MN