LimaSisiNews, Simalungun (Sumut) –
Pada pertengahan Pebruari 2024, beredar video yang cukup membuat masyarakat heboh, terkhusus bagi masyarakat Kabupaten Simalungun. Video tersebut telah dijadikan sebagai konten cibiran dan ejekkan oleh para content creator (kreator/pembuat konten), para pencari cuan di dunia flatfoom media sosial (medsos) sehingga membuat seorang gadis megalami shock dan trauma sampai tidak berani keluar dari rumahnya.
Informasi yanh dirangkum dari berbagai sumber diketahui bahwa video yang berdurasi cukup panjang tersebut, direkam oleh ER, isteri G.J. Hutabarat pada Sabtu (03/02/2024) di perumahan Parsaoran, Nagori Pematang Kerasaan, Kecamatan Bandar, Kabuoaten Simalungun, dimana pada saat itu ER baru pulang dari rumah orang tuanya dan memergoki seorang gadis tidur di kamar rumah mereka.
Hasil konfirmasi dan komunikasi langsung awak media dengan RS, pada Rabu (28/02/2024) sekira pukul 11.30 WIB lalu, gadis yang dipergoki oleh isteri G.J. Hutabarat di kamar rumah kediamannya, RS yang didampingi pengacaranya yang biasa di panggil Allvin mengatakan bahwa perkenalan hubungan mereka dimulai pada tahun 2021, tepatnya di Lapangan Segitiga Perdagangan, Kecamatan Bandar. Pada saat itu G.J. Hutabarat memesan minuman kepada RS, lalu percakapan meraka dimulai dengan saling memperkenalkan diri masing-masing.
“Aku kenalnya di lokasi jualan. Pada saat itu, Abang itu (G.J. Hutabarat-red) pesan minuman samaku. Di situ dimintanya nomor telepon dan WhatsApp-ku, Bang. Dengan alasan bila mau beli bisa pesan langsung terlebih dahulu, baru diambil pesanannya,” ujar RS.
Selanjutnya RS menambahkan bahwa pasca perkenalan, G.J. Hutabarat terus melakukan komunikasi dengan RS dan mengaku belum memiliki isteri dan mengajak RS jalan-jalan ke salah satu tempat wiasata di Batu Bara.
“Jumat, tanggal 04/01/2022, aku diajak Abang itu (GJ Hutabarat-red), rencana ngakunya diajak jalan-jalan ke tempat wisata di Batu Bara, tapi sampek di kota Perdagangan dibelokkan ke salah satu hotel di Perdagangan. Apalah dayaku pada saat itu. Aku mau pulang gak ada bawa uang,. Jadi terpaksa aku ikut saja dan melayani napsu bejat Abang itu. Di dalam hotel Abang itu melayangkan napsu bejatnya samaku hingga 2 kali, sampai sore hari barulah aku diajak pulang ke rumah.
Selama dalam perjalanan pulang, aku diancam agar tidak memberitahukan hal ini kepada siapa pun termasuk orang tuaku. Pasca itu hubungan kami pun berlanjut.
Beberapa kali Abang itu menyuruhku untuk datang ke rumahnya di Parsaoran, Nagori Pematang Kerasaan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun. Bila tidak mau datang ke rumahnya, diancam Abang itu akan dibunuhnya. Dengan terpaksa aku datang ke rumahnya di Parsaoran. Kadang kala aku juga dijemput ke rumah sama Abang itu dan pamit sama orang tuaku.