Di tempat lain, Riswan Nasution, salah satu tokoh tim pemekaran Padang Lawas menganggap pernyataan oknum ASN (Aparatur Sipil Negara) dengan jabatan Kasubbag Umum dan Kepegawaian Kantor PU dinilai arogan.
“Dia seorang ASN, punya jabatan tentu berpendidikan, tetapi penyampaian Hefrin ke wartawan itu kurang beretika. Dia sekolah dimana? Kantor PU tempat dia bertugas adalah termasuk ruang pelayanan publik. Dengan matinya lampu di kantor dikatakan hal yang lumrah. Edan..!” kata Riswan, warga Sibuhuan itu.
Riswan meminta kepada Kadis PU dan Sekretaris Daerah (Sekda) untuk mengevaluasi ASN tersebut. Menurutnya, ungkapan oknum sudah melukai perasaannya sebagai tokoh pemekaran Padang Lawas.
“Dimohon kepada Kadis PU dan Sekda serta Pelaksana Tugas (Plt) Bupati, etika ASN tersebut sudah melukai perasaan kami rakyat yang ikut memekarkan Padang Lawas ini. Jangan sampai karena etika ASN tersebut malah menambah gaduh suasa di kabupaten dengan motto ‘Bercahaya‘ ini,” tegasnya.
Terkait ungkapan pemutusan aliran listrik Kantor PU adalah hal yang lumrah menjadi pembicaraan di kalangan insan pers di Padang Lawas.
“Bagaimana mungkin pemutusan aliran listrik di Kantor PU itu lumrah. Maksudnya apa ini? Kok, lawak kali pemikiran oknum,” ketus salah satu wartawan online di Padang Lawas.
RN/ed. MN