LimasisiNews, Simalungun (Sumut) –
Akibat dari insfrastruktur jalan penghubung yang hancur bagaikan bubur sumsum, warga Nagori (Desa) Tanjung Rapuan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun tepatnya di Huta (Dusun) IV dan VI menuju Huta (Dusun) V Pondok perumahaan karyawan Afd IV kebun PTPN 4 di setiap musim penghujan terasa terisolir akibat jalan tidak bisa dilewati warga dikarenakan jalan bagaikan bubur sumsum.
Selain menggangu warga untuk berangkat bekerja, aktifitas anak sekolahpu menjadi terganggu melalui dari tingkat anak sekolah Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Umum ( SMU ) menjadi terganggu sehingga siswa maupun anak sekolah menjadi terlambat sampai ke sekolah, bahkan sebahagian siswa harus balik kanan pulang ke rumah karena jatuh tergelincir akibat licinnya jalan yang mereka lalui. Bahkan kendaraan roda 4 (empat) milik anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat melintang tergelincir nyaris masuk parit isolasi milik PTPN 4 kebun Tinjowan.
Birman Sitorus selaku Badan Permusyawaratan Desa (BPD)/Maujana di Nagori (Desa) Tanjung Rapuan, Kecamatan ujung Padang, Kabupaten Simalungun untuk sementara menghentikan aktifitas proyek galian C yang di kerjakan pemborong berinisial Ani Caniago.
Dengan demikian maka pandangan masyarakat ke pihak pemerintah Nagori Tanjung Rapuan seluruh perangkat Nagori (Desa) Tanjung Rapuan yang ada di Huta (Dusun) IV dan VI juga Kepala Nagori (Kades) tidak peduli dan seolah olah tutup mata atas keresahan yang di rasakan warga masyarakatnya akibat dampak dari proyek galian C tersebut.
(Birman Sitorus)